Disaat semua literasi menunjukan kemenangan dari apa yang mereka lakukan. Kau dan aku memilih menggagalkan kenangan. Entah apakah kita bukan sebuah takdir atau memang pisah merupakan jalan terakhir.
Tapi mau berkata apa jika kini kau pun berkata tak apa-apa. Katamu kau baik-baik saja tanpa kita. Dan aku takbisa mencegalmu dalam paksa tanpa ada rasa. Kini kita tinggal seperti frasa-frasa indah yang berkamuflase menjadi lupa.
Cerita kita berubah menjadi nada-nada sumbang tanpa makna. Bukan karena bunyi rasa ku yang kehilangan arah. tapi senar-senar cintamulah yang kehilangan nada. Hingga bias dari semuanya menghilangkan harmoni yang pernah tereguk dalam degup kata cinta.
Bersama darah yang kini mengalir tanpa arah. Aku tak lagi menjadi pilihan terindah disaat lelah menyapa jiwamu. Bukan tempat berpulang disaat kau lelah mengayuh langkah dan menjauh.
Aku tak lagi mampu membuat senyum di bibirmu. hingga kau mengatakan bahagia mu bukan kita. Sebab kau telah berkata lupa. Walau bagiku rasa masih ada di dalam dada tapi cinta tak mungkin berjalan satu arah.
Aku kah yang terlalu dungu menanggapinya atau memang cinta telah membodohi sampai mataku buta oleh nya. Penyesalan pun kini tak memunculkan wujudnya padahal sekujur hatiku kini penuh luka tapi aku masih saja menyimpanmu sebagai bahagia yang sesungguhnya.
Entah lah mengapa semuanya masih terasa begitu indah.yang jelas bagiku kau masih satu-satunya sosok tercinta.
Vsh//3616.NK
Komentar
Posting Komentar