AKU AKAN
TETAP MENGENANGMU TIDAK LEBIH DAN TIDAK KURANG KARENA KITA ADALAH TEMAN
Pagi ini udara terasa dingin, kicau burung bersahutan
menemaniku yang sendiri di sini. Kali ini aku berkemah sendiri, mencoba
mengulang kenangan namun tanpa mu. Di tepian sungai aku duduk sejenak ku
hayalkan jika saja kau disini mungkin pagi ini akan terlewati dengan candaanmu.
Dengan terpaksa aku menyentuh dinginnya air sungai. Mencoba mebasahi wajah
dengan harap dinginnya air akan menyadarkanku akan dirimu yang tidak lagi
milikku.
Suara air yang pecah terhepas batu seakan memebisikanku
akan rinduku padamu, aku rindu di saat kita saling bersiram air, atau ketika
aku harus memeastika sepetumu tak basah terkena air. Banyak sesal yang hadir di
ruang kesadaranku pagi ini. Andai saja aku tak melakukan kesalahan itu mungkin
kau masih disini. Masih menemaniku didinginnya pagi seperti ini. Setelah
membasuh wajah aku mengisi botol minumku yang telah kosong. Dan ketika sampai
ditenda aku Mencoba menyalakan kompor lapangan memasak mie instan yang juga
adalah mie instan yang begitu kau gemari. Kenagan tentangmu kembali
menggorogoti piikiran dan perasaanku.
Ada kesadaran yang tiba di relung hatiku dalam
perkemahanku kali ini. Aku sadar betapa aku masih mencintaimu. Tapi aku tak
lagi berharap untuk kembali bersamamu. Karena kutahu kau tak lagi mencintaiku.
Aku tak ingin memaksakan kehendakku kali ini. Sebab kesadaran akan kesalahanku
di masa itu, aku yakin siapapun takan bisa memaafkanku. Kau yang teramat
membenciku kini, tak mungkin lagi aku mendapatkan ruang di hatimu. Jika saja
aku bisa memutar waktu seperti di cerita-cerita dongeng, aku ingin kembali
disaat aku mengungkapkan kata cinta untukmu. Aku ingin mengulangnya denganmu,
tanpa kesalahan tanpa kesakitan. Disini kurang lebih tiga Tahun lalu ketika aku
menyatakan cintaku kepadamu. Ternyata pohon lemon yang masih kecil itu kini
telah besar dan berbuah. Ia sukses menjalani hidup sebab kini telah menemui
hasil yang baik. Berbeda denganku yang gagal membaghagikan dan
memepertahankanmu.
Lamunanku tersadar oleh mie instan yang kumasak ternyata
telah matang. Aku mencoba membumbuhinya mencoba menambah dengan bumbu yang
lainnya berharap bisa seperti itu aku ingin mencoba rasa yang berbeda, rasa
yang tentunya bukan denganmu. Hari ini aku akan pamit kepada masa lalu bahwa
aku akan meninggalkan semua kenangan kita di tempat pertama kau dan aku menjadi
kita, disini aku ingin meninggalkan semuanya. Mencoba kembali hidup dan mencari
bahagia di tempat yang berbeda. Selamat tinggal wahai jiwa yang akan selalu
kupuja, aku akan selalu berdoa akan bahagiamu. Sebab ketika aku menemui cinta
yang baru aku akan tetap mengenangmu tidak lebih dan tidak kurang sebab kita
adalah teman.
Bonebula, 20 November 2019
NMTP
Komentar
Posting Komentar