Langsung ke konten utama

DIRIMU KINI MEMBUNUHKU


DIRIMU KINI MEMBUNUHKU
      

Kau pernah menyalakan pelita untuk membantuku menerangi hidup. Kau dan aku pernah bersama didalam kita yang begitu romantis hingga akhirnya kau mematikan hatiku dengan sadis. Hingga saat ini aku masih memendam perih kepadamu. Sebab engkau yang ku cintai dengan sepeuh hati engkau pulah yang membunuh cintaku sampai mati.

Aku tak pernah merencanakan untuk berhenti mencintaimu. Tapi memperjuangkan cinta secara pribadi kini mulai membuatku tahu diri. Sebab bagiku Pada kisah ini akulah yang teramat cinta. Sehingga akulah yang amat teruka tak mampu menerima kata pisah. Sedang kau tertawa diatas hatiku yang patah.

Jika saja waktu bisa ku kembalikan dimasa lampau, aku tak ingin menjatuhkan cintaku kepadamu. Sebab ketika kuputuska untuk menjatuhkan cinta ku terhadapmu aku tak pernah berfikir bahwa jatuh itu akan sakit.

Kita pernah melewati masa-masa sulit namun mencoba bertahan di tengah hati yang makin lebam sebab terkadang kita memang sepasang kekasih yang sering saling menyakiti.

Hingga kejenuhan mampir menggodamu untuk mengakhiri semuanya, kau mencoba mematikan cinta yang sudah memakan waktu dalam kata bersama. Dan saat itu aku hanya bisa memelas kasih terhadapmu memohon kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki semuanya demi cinta kita.

Namun memang cinta yang kau punya nyalah nya telah padam hingga kau memaksaku bungkam memngakhiri semuanya secara sepihak tanpa menolehku yang masih terisak.

Disaat itu kau yang pernah begitu manis berubah menjadi sososk yang begitu jahat. Aku tak mengenal karakter itu pada dirimu sebab beberapa tahun yang kulewati denganmu kau adalah satu-satunya gadis termanis yang pernah kukenal. Hingga hari itu kau menyakitiku lewat kata pisah yang kau paksakan itu.

Kau mematikanku, mematikan cintaku, mematikan hatiku, sebab aku yang ingin hidup hanya bersamamu kau paksakan untuk berjalan sendiri tanpamu. Aku tak yakin ini bisa kulewati sendiri itulah yang membuat merasa bahwa aku telah mati sebab “dirimu Kini membunuh ku”.



Petapa, 19 Nvember 2019
NMTP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desember, Tahun Baru dan Sesak Yang Sama

Hey, apa kabarmu?? Masih seperti itu??  Masih disitu?? Ayo jalan- jalan kerumahku. Akan kusajikan coklat panas kesukaanmu. Pertanyaan dan ajakan yang tiga tahun ini tidak lagi pernah ada. Pertanyaan dan ajakan yang jika di ingat kembali selalu menyesakkan. Hay, sudah makan?? Dimana?? Sedang apa?  Kapan kamu punya waktu untuk memperhatikan dirimu?? Basa-basi dan nasehat yang dulunya selalu mengganggu telinga kini sepi di ruang dengar. Tahun baru nanti kita kemana?? Kemping?? Atau mau habiskan waktu berdua di atas motor menyaksikan sudut-sudut keramaian yang penuh dengan cahaya dan keributan petasan. Atau bercanda dengan terompet tahun baru? Perencanaan yang disaat itu selalu berakhir perdebatan walau akhirnya akan berakhir di kata iya, liat nanti sajalah bagusnya mau apa. Hey, aku sudah siap dijemput. Kalimat sederhana yang selalu menjadi bahagia paling bahagia yang sekarang tak pernah lagi kudapatkan darinya. Desember, kini kau telah tiba di tanggal 31 mu lagi. Besok januari ...

Surat Ke -4 Untuk Mantan

Hay, ca !! Apa kabar?? Aku berharap kau baik-baik saja disana. Dan pastinya memang kau akan selalu begitu. Tak terasa ya ca waktu begitu cepat berlalu ini adalah tahun ketiga setelah kita terpisah. Namun aku masih saja terjebak dalam kotakan cinta kepadamu. Ca, Ku dengar disana kau telah bahagia bersamanya. Ada srorang teman yang mengatakan padaku bahwa kau telah menerima cinta dari seorang lelaki yang baru.  Jujur saja ca, ada luka yang rasanya seperti tersayat pelan di dadaku. Bagaimana mungkin kamu yang dulunya adalah kekasihku yang selalu mendukung segala citaku kini jatuh di pelukan orang lain. Membiarkanku terpuruk sendiri membunuh segala cita sebab pata hati yang belum juga terobatkan. Ego dan keyakinanku bergumam bahwa hanya aku yang pantas untuk menjadi imammu, menjadi lelaki kuat yang kan selalu melindungimu. Ca,, aku masih yakin semua ini mungkin tidak benar. Aku yang kata psikiater sedang mengidap trauma akut ini makin menggila di tengah sepiku. Yah caa,,, aku sekarang ...

Dsember dan Malam minggu Terakhir tahun 2021

Tidak lama lagi tahun akan berganti dan Aku masih saja mencintaimu meski terkadang mencintaimu Terasa begitu melelahkan. tapi kewarasanku terhadap rasa lelah itu tak pernah berhasil Mengalahkan cintaku kepadamu . tak terasa 2 tahun berlalu sejak waktu itu ketika aku mengakui perasaan cintaku kepadamu. Waktu itu kau berkata kepadaku bahwa soal menyukai itu memang hak ku. Kesalahanku, aku tak pernah mengajak mu untuk menjalin suatu ikatan. aku berkata bahwa Aku mencintaimu lalu semua itu berlalu. dan akhirnya kau dekat dengan pria lain. Tak lama waktu berselang kalian resmi menjadi sepasang kekasih. Meski akhirnya juga terpisahkan. Tapi aku sudah terlanjur memilih mencintaimu dengan puisi, menyayangimu dengan sajak. Sebab disana kau seutuhnya miliku Untuk MAL Dariku. Parigi, 25 Desember 2021