Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

2020

Selamat tinggal 2020, Aku ingat betul bgmn kau datang dengan segala keunikan masalahmu. Terimakasih karena kau mengajarkanku banyak hal memberiku banyak pengetahuan.  2020, kau jujur meski kejujuran yang kau perlihatkan lebih banyak yang menyakitkan.  Kau datang dengan banyak tantangan, namun itu semua mengajarkanku bagaimana cara berjuang.  Terimakasih 2020. Kau membuka mataku, memperlihatkan padaku mereka yang di tahun-tahun sebelummu adalah orang terdekatku namun ketika bertemu denganmu mereka justru menjauh dariku. Mereka memperlihatkan aslinya di 2020. Terimakasih 2020, Yang dekat, menjadi jauh. Yang menjauh mulai mendekat. Yang baik menjadi angkuh, yang angkuh mulai membaik. Yang ada meniada. Yang tiada menjadi ada.  Maaf 2020. Banyak yang belum mampu ku pantaskan ketika aku bertemu denganmu, maaf juga kepada janji-janji yang tak sempat ku nyatakan ketiaku berada denganmu. Maaf karena banya kesia-siaan yang kuperbuat sepanjang tahun mengenalmu.  2020, aku ...

diam lebih baik

4 Agustus 2019, Aku ingat betul hari itu adalah pertama kali aku bertemu denganmu. Entah alasan apa namun aku jatuh kepada mu yang baru kutemui hari itu.  Ada kagum yang terus terpupuk menjadi suka di relung rasaku. Pertemuan awal 4 Agustus kali itu berhasil membuatku jatuh cinta kepadamu.  Waktu berlalu, di perkumpulan yang baru ku geluti dan di situ aku bertemu denganmu. Aku makin menaruh rasaku terhadapmu.  Namun, kau tak pernah hendak mengerti rasaku. Tingkah misterius mu membuatku pasrah akan perasaanku.  Kubiarkan rasa cinta terpendam dihatiku, sampai saat ini sudah berada di akhir tahun2020 aku masih menunggu.  Di penantian ini banyak mereka yang sempat datang dan menetap di kosongnya diriku namun aku sadar bahwa hatiku hanya untukmu lalu perlahan mereka ku paksakan pergi meninggalkanku.  Berharap Tuhan mendekatkan mu pada diriku.  Meski aku sadar setiap aku berharap akan hadirmu maka stiap klaimnya itu pula aku sedang menyiksa diriku.  Aku...

Desember Kali ini

Apa kabar pujaan jiwa?? Aku yakin kau pasti sedang baik-baik saja. Disana ada ada senyum yang merekah meski bukan lagi untukku.  Waktu berjalan, tak terasa dua tahun sudah kita saling mendiamkan entah karena ego yang begitu dalam atau karena kesalahan memang belum termaafkan.  Dua tahun ini semua nya berjalan dengan apa adanya, rindu, sesal, bahkan rasa lelah menunggu hujan redah.  Tahun berganti, luka-luka baru pun ikut menyakiti.  Kekasihku.....  Tahukah kamu 2 tahun ini aku diterpah banyak masalah. Cita-cita yang kandas, kisah cinta denganmu yang belum tuntas hingga kehilangan orang-orang tersayang.  Dan sekarang di penghujung tahun ini aku juga belum bisa menghilangkan mu di semua ruang kenang.  Ditambah lagi awal Desember kemarin yang dasarnya aku sudah mulai menerima hidup tanpamu. Tuhan kembali mempertemukan mataku dan matamu. Bertatap dalam pandang berbeda aku menatap rindu kau menatap sendu. Degub jantung ku kembali mengiramakan namamu... Dese...

dua tahun setelah kita menjadi aku dan kamu

Dua tahun berlalu, rasa sakit itu masih berlaku. Dua tahun berlalu luka-luka itu belum juga sembuh. Dua tahun berlalu setelah kau memutuskan mengakhiri kita dengan sepihak diwaktu itu. Aku masih belum bisa melupakanmu.  Dua tahun berlalu, aku menjadi pecandu sepi sebab ramai tak mampu buatku damai. Dua tahun berlalu berjalan sendiri tanpa mu adalah hal yang belum mampu kuterima dengan nalarku.  Aku membodoh, aku tak mampu melanjudkan hidup ku tanpamu. Jika menghilangkan nyawa sendiri bukan termasuk dalam hal yang tak terpuji mungkin aku telah melakukan nya. Walau sesungguhnya hidup ku telah mati.  Pendidikan ku terhenti sejak dua tahun berlalu. Tiada cita-cita tiada lagi keinginan untuk bahagia. Tak ada karier yang ingin ku tempuh sejak dua tahun berlalu.  Sebab sejak dua tahun berlalu bagiku hidup tinggalah menghitung waktu. Aku menunggu kematianku.  Dua tahun berlalu, semua senyum menjadi palsu, semua tawa menjadi hampa, semua apa yang ingin kubuktikan bersama...