Hay, ca !! Apa kabar?? Aku berharap kau baik-baik saja disana. Dan pastinya memang kau akan selalu begitu. Tak terasa ya ca waktu begitu cepat berlalu ini adalah tahun ketiga setelah kita terpisah. Namun aku masih saja terjebak dalam kotakan cinta kepadamu.
Ca, Ku dengar disana kau telah bahagia bersamanya. Ada srorang teman yang mengatakan padaku bahwa kau telah menerima cinta dari seorang lelaki yang baru.
Jujur saja ca, ada luka yang rasanya seperti tersayat pelan di dadaku. Bagaimana mungkin kamu yang dulunya adalah kekasihku yang selalu mendukung segala citaku kini jatuh di pelukan orang lain. Membiarkanku terpuruk sendiri membunuh segala cita sebab pata hati yang belum juga terobatkan.
Ego dan keyakinanku bergumam bahwa hanya aku yang pantas untuk menjadi imammu, menjadi lelaki kuat yang kan selalu melindungimu.
Ca,, aku masih yakin semua ini mungkin tidak benar. Aku yang kata psikiater sedang mengidap trauma akut ini makin menggila di tengah sepiku. Yah caa,,, aku sekarang adalah pesakit trauma akut (hampir gila) sebab tak terima kenyataan berpisah denganmu ini setiap hari harus menelan beberapa butir penenang sebab kini merindukanmu dan minum obat adalah rutinitas baruku.
Sama seperti saat ini, sudah 5 butir penenang yang ku paksa minum namun belum juga bereaksi sebab semalam aku melihat postingan foto kau di rangkul pria lain dengan caption Cemumut bebeb, di storh salah satu akun media sosialmu.
Cairan merah dari hidung, cairan bening dari mata menemaniku malam ini.
Caca, sudah Beberapa Kali aku berfikir untuk menjemput mati tapi terkadang sadarku tiba sebab aku masih ingin melihatmu entah itu kesadaran atau justri kegilaan. Tapi aku selalu bertahan di klimat Aku sayang kamu ca.
Sekian dulu ya ca, curhat panjangku ini. Semoga kelak kau akan membaca surat ini.
Dariku mantan kekasihmu
Faisal
Sebuah catatan
BalasHapus