Kau benar,
Dulu kau selalu berkata padaku bahwa tidak selamanya kawan akan tetap setia duduk dan tertawa bersama denganku.
Kau benar,
Dulu kau selalu berkata tidak semua orang yang singgah akan selamanya menetap dan menemaniku di saat aku sedang susah.
Kau benar,
Dulu kau berkata tidak ada yang lebih mencintaiku dibanding cintamu dan cinta ibuku kepadaku.
Pak,
Waktu berlalu dengan cepat kepergianmu tepat setahun yang lalu mengajarkanku banyak hal mengingatkanku kepada banyak kejadian.
Pak,
Setelah setelah kau tiada, aku diterpa banyak masalah. Dan yang paling memilukan adalah aku sudah tak bisa menjadi seperti dulu lagi kepadamu.
Aku harus melatih diri melakukan semuanya tanpamu, tanpa bantuanmu tanpa petuah mu,
Pak,
Tentang kau yang selalu melarang anak laki-laki mu ini mengeluarkan air mata. Aku minta maaf Pak karena sesungguhnya setelah kau tiada aku sering mengeluarkan air mata meskipun di tempat yang tersembunyi.
Kau benar pak, mereka banyak yang berpura-pura, seolah baik namun mengancurkanku perlahan.
Dulu aku selalu berdebat denganmu, jika kau memperingati tentang kedekatan ku dengan mereka semua. Aku selalu berkata di depan mu bahwa mereka adalah temanku.
Pak, kau benar. Bahwa terkadang kawan lah yang akhirnya menjadi lawan, namun kebodohan anakmu adalah tidak mampu membaca nya lebih awal.
Pak, tenanglah disana. Hari ini aku hanya sedikit gunda hingga mengingatmu adalah satu-satunya caraku belajar tentang kehidupan, sebab seluruh nasehatmu kini terjadi.
Komentar
Posting Komentar