Waktu sudah menunjukan jam 8 malam namun hujan belum juga redah, padahal rindu sudah cukup membuatku terengah-engah. Tiba-tiba entah dari mana asalnya muncul kalimat dalam pikiranku "hujan cuma membasahi bukan menghalangi" Mungkin rindu yang membuatku gila malam ini.
Kuputuskan menerobos hujan yang sejak tadi tak mau berkompromi dengan ku. Aku akan menemuimu malam ini. Jarak antara rumahku dengan rumahmu kurang lebih 11 Km kutempuh dalam waktu 14 menit aku menghitung waktuku diperjalan.
Hujan belum juga redah aku berfikir janji kita bertemu malam ini pasti tak bisa di penuhi, sebab hujan makin deras, tidak mungkin kita bertemu dalam keadaan basah.
Hal itu terfikir kan ketika aku sudah berada di depan rumahmu, pintu rumah mu tertutup sementara diluar aku basah kuyup. Perlahan aku menaiki tangga teras rumahmu sebelum mengetuk pintu entah kenapa aku ingin sekali melihat kedalam melalui jendela dan dorr aku sontak terkejut melihatmu yang sedang bersamanya duduk berduaan dengan mesra, hujan turun teramat keras sehingga kau tak mendengar kedatanganku dan memang sengaja motorku ku matikan sebelum masuk ke halaman rumahmu.
Tiba tiba aku merasakan hujan dimataku, kuambil ponselku lalu aku menelfon mu,
Aku: halo dmn?
Kamu: dirumah, kamu dimana??
Aku: Aku dijalan mau ketemu kamu tapi hujannya deras sekali jadi aku basah dan singgah dulu sebentar untukmelindungi diri dari hujan, kmu diruma dengan siapa??
Kamu: ohh ini hujan tidak mungkin kita bertemu dalam keadaan basah,! Aku dirumah sendiri.
Aku:.............
Aku terdiam sejenak sembari menenangkan hati karena kutahu kamu sedang membohongiku lalu aku kembali berkata " Benar sedang sendiri? Memang orang rumah kemana? "
Kamu : iya aku sendiri karena orang rumah sedang keacara keluarga katanya mau menginap disana
Aku : berarti bagus dong bisa berduaan dirumahmu!?
Kamu : ini hujan nanti kamu juga asti basah kalau tetap kesini.
Kulihat dari jendela dia makin mendekatkan posisi duduknya tepat disampingmu akumakin tak kuasa menahan emosi
Lalu aku kembali berbicara padamu di ponsel
Aku: sayang! Kamu tahu sekarang aku sedang apa??
Kamu : sedang beteduh dari hujan
Aku: salah, aku bukan sedang nerteduh tapi aku sedang basah dengan air mata karena sekarang aku sedang melihat orang yang paling kusayangi, orang yang karena merindukannya aku rela basah kuyup malam ini, dan orang itu kini sedang berduaan dengan orang lain di rumahnya dan parahnya lagi dia membohongiku yang sedang ada di depan rumahnya.
Aku mengucapkan kalimat itu dengan terbata sebab tersedu tangis, Tiba-tiba kamu keluar dan memeluk ku kau menangis memohon maaf, aku tak ingat pasti lagi apa yang kau ucapkan ketika memelukku tapi aku diam saja dan berusaha melepaskan pelukan itu. Ku balikan badanku tanpa bicara satu katapun aku melangkahkan kakiku ku starter motor tuaku tak sedikitpun menoleh kepada mu sepanjang jalan dan hujan menjadi saksi atas aku yang menangis dijalanan dan itu menjadi hari pertemuan kita yang terakhir.
Aku menutup semua komunikasi ku darimu. Mencoba berjalan sendiri tanpamu, temanmu pernah berkata kepadaku bahwa aku harus memastikan hubunganku dengan
Nmu apakah benar sudah berakhir atau belum lalu aku berkata kepadanya
Apa lagi yang harus dipastikan. Ketika pasangan kita sudah membohongi kita lalu memilih bersama orang lain maka itu adalah kepastian bahwa hubungan kita telah berakhir meskipun tanpa harus berucap putus. Sebab kata putus tidak berfungsi pada hubungan yang sudah berakhir.
Dan setelah kejadian itu kini aku lebih berhati-hati dalam mencintai. Aku tak lagi membodohi diri apalagi harus di budak rindu. Sebab hidup perlu keseimbangan jadi merindu pun harus seimbang.
15/10/2020
Faisal Poluan.
Komentar
Posting Komentar